Minggu, 03 Juni 2012

Beberapa aliran dalam filsafat ilmu


1.     Materialisme
v Pengertian materialisme
      Materialisme adalah suatu aliran dalam filsafat yang pandangannya mengacu dari pada materi (benda), filsafat yang meyakini bahwa tidak ada sesuatu selain materi yang sedang bergerak. Pikiran, roh, kesadaran dan jiwa tidak lain hanyalah materi yang sedang bergerak. Menurut mereka, pikiran memang ada tetapi tak lain disebabkan dan sangat tergantung pada perubahan-perubahan material. Intinya, mereka menganggap bahwa materi berada di atas segala-galanya.
          Materialisme memandang bahwa benda itu primer sedangkan ide ditempatkan di sekundernya. Sebab materi ada terlebih dahulu baru ada ide. Pandangan ini berdasakan atas kenyataan menurut proses waktu dan zat. Misal, menurut proses waktu, lama sebelum manusia yang mempunyai ide itu ada didunia, alam raya ini sudah ada terlebih dahulu. Menurut zat, manusia tidak bisa berfikir atau mempunyai ide bila tidak mempunyai otak, otak itu adalah sebuah benda yang bisa dirasakan oleh panca indera kita. Otak atau materi ini yang lebih dulu ada baru muncul ide dari padanya.
Tokoh-tokoh materialisme
1)    Epikuros.
2)    Demokritos.
3)    Lucretius Carus.

v Pemikiran-pemikiran materialisme
1)    Segala yang ada (wujud) berasal dari satu sumber yaitu materi.
2)    Tidak meyakini adanya alam ghaib.
3)    Menjadikan panca indra sebagai satu-satunya alat mencapai ilmu.
4)    Memposisikan ilmu sebagai pengganti agama dalam peletakan hukum.
5)    Menjadikan kecondongan dan tabiat manusia sebagai akhlak.
v Sejarah perkembangan materialisme
      Pada awalnya, materialisme tidak mendapat banyak perhatian karena dianggap aneh dan mustahil. Baru pada abad pertengahan abad 19, materialisme tumbuh subur sekali di Barat.
 Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan tersebut antara lain:
·        Orang dengan paham materialisme mempunyai harapan-harapan yang besar atas ilmu pengetahuan.
·        Paham materialisme berpegang pada kenyataan-kenyataan yang mudah dimengerti, bukan pada dalil-dalil abstrak.
·        Teori-teorinya jelas berdasarkan teori-teori pengetahuan yang sudah umum.

2.     Dualisme

Pengertian
        Dualisme adalah konsep filsafat yang menyatakan ada dua substansi. Dalam pandangan tentang hubungan antara jiwa dan raga, dualisme mengklaim bahwa fenomena mental adalah entitas non-fisik.
       Gagasan tentang dualisme jiwa dan raga berasal setidaknya sejak zaman Plato dan Aristoteles dan berhubungan dengan spekulasi tantang eksistensi jiwa yang terkait dengan kecerdasan dan kebijakan. Plato dan Aristoteles berpendapat, dengan alasan berbeda, bahwa "kecerdasan" seseorang (bagian dari pikiran atau jiwa) tidak bisa diidentifikasi atau dijelaskan dengan fisik.
       Versi dari dualisme yang dikenal secara umum diterapkan oleh René Descartes (1641), yang berpendapat bahwa pikiran adalah substansi nonfisik. Descartes adalah yang pertama kali mengidentifikasi dengan jelas pikiran dengan kesadaran dan membedakannya dengan otak, sebagai tempat kecerdasan. Sehingga, dia adalah yang pertama merumuskan permasalahan jiwa-raga dalam bentuknya yang ada sekarang. Dualisme bertentangan dengan berbagai jenis monisme, termasukfisikalisme dan fenomenalisme. Substansi dualisme bertentangan dengan semua jenis materialisme, tetapi dualisme properti dapat dianggap sejenis materilasme emergent sehingga akan hanya bertentangan dengan materialisme non-emergent.
v Tokoh-tokoh dualisme
1)    Aristoteles
2)    René Descartes
v Pemikiran
1)    kecerdasan seseorang merupakan bagian dari pikiran atau jiwa, tidak bisa diidentifikasi atau dijelaskan dengan fisik.
2)    pikiran adalah substansi nonfisik.
v Sejarah
        Gagasan tentang dualisme jiwa dan raga berasal setidaknya sejak zaman Plato dan Aristoteles dan berhubungan dengan spekulasi tantang eksistensi jiwa yang terkait dengan kecerdasan dan kebijakan. Bahkan konon Barat mewarisinya dari kepercayaan Zoroaster (1000 SM) di Timur. Dunia dianggap sebagai pergulatan abadi antara kebaikan dan kejahatan. Thomas Hyde menemukan doktrin ini dalam sejarah agama Persia kuno (Historia religionis veterum Persiarum, 1700). Doktrin Zoroaster diwarisi oleh Manicheisme dan diramu dengan dualisme Yunani. Tuhan akhirnya dianggap sebagai person dan juga materi.

3.     Empirisme
v Pengertian
      Empirisme adalah suatu aliran dalam filsafat yang menyatakan bahwa semua pengetahuan berasal dari pengalaman manusia. Istilah empirisme di ambil dari bahasa Yunani empeiria yang berarti coba-coba atau pengalaman. Empirisme menolak anggapan bahwa manusia telah membawa fitrah pengetahuan dalam dirinya ketika dilahirkan. Empirisme lahir di Inggris dengan tiga eksponennya adalah dan.
v Tokoh-tokoh empirisme
1)    David Hume
2)     George Berkeley
3)    John Locke
4)    Francis Bacon
5)    Thomas Hobes
v Pemikiran empirisme
1)    Pandangan bahwa semua ide atau gagasan merupakan abstraksi yang dibentuk dengan menggabungkan apa yang dialami.
2)    Pengalaman inderawi adalah satu-satunya sumber pengetahuan, dan bukan akal atau rasio.
3)    Semua yang kita ketahui pada akhirnya bergantung pada data inderawi.
4)    Semua pengetahuan turun secara langsung, atau di simpulkan secara tidak langsung dari data inderawi (kecuali beberapa kebenaran definisional logika dan matematika).
5)    Akal budi sendiri tidak dapat memberikan kita pengetahuan tentang realitas tanpa acuan pada pengalaman inderawi dan penggunaan panca indera kita. Akal budi mendapat tugas untuk mengolah bahan bahan yang di peroleh dari pengalaman.
6)    Empirisme sebagai filsafat pengalaman, mengakui bahwa pengalaman sebagai satu-satunya sumber pengetahuan.
v Sejarah empirisme
            Empirisme adalah  aliran dalam bidang filsafat yang berpengaruh  dalam perkembangan filsafat abad ke-17. Aliran empirisme dib angun oleh Francis Bacon (1210-1292) dan Thomas Hobes (1588-1679), namun mengalami sistematisasi pada dua tokoh berikutnya, John Locke dan David Hume.

4.     Kritisisme
v Pengertian
     Kritisisme adalah filsafat yang terlebih dahulu menyelidiki kemampuan dan batas-batas rasio sebelum melakukan pencarian kebenaran. pengetahuan manusia merupakan sintesa antara apa yang secara apriori sudah ada dalam kesadaran dan pikiran dengan impresi yang diperoleh dari pengalaman    (aposteriori).  Aliran kritisme ini menjembatani pandangan rasionalisme dan empirisme. Kant berpendapat bahwa masing-masing pendekatan benar separuh, dan salah separuh.  Benarlah bahwa pengetahuan kita tentang dunia berasal dari indera kita, namun dalam akal kita ada faktor-faktor yang menentukan bagaimana kita memandang dunia sekitar kita. 
           Ada kondisi-kondisi tertentu dalam manusia yang ikut menentukan konsepsi manusia tentang dunia.  Kant setuju dengan Hume bahwa kita tidak mengetahui secara pasti seperti apa dunia “itu sendiri” (“das Ding an sich”), namun hanya dunia itu seperti tampak “bagiku”, atau “bagi semua orang”.  Namun, menurut Kant, ada dua unsur yang memberi sumbangan kepada pengetahuan manusia tentang dunia. 
          Yang pertama adalah kondisi-kondisi lahirilah ruang dan waktu yang tidak dapat kita ketahui sebelum kita menangkapnya dengan indera kita.  Ruang dan waktu adalah cara pandang dan bukan atribut dari dunia fisik. Itu materi pengetahuan.
         Yang kedua adalah kondisi-kondisi batiniah dalam manusia mengenai proses-proses yang tunduk kepada hukum kausalitas yang tak terpatahkan. Ini bentuk pengetahuan.

v Tokohnya
ü Imanuel kant
v Pemikiran
1)    Apa-apa yang bisa diketahui manusia hanyalah yang dipersepsi dengan panca indra. Lain daripada itu merupakan “ilusi”(noumenon) saja.
2)     Semua yang harus dilakukan manusia harus bisa diangkat menjadi sebuah peraturan umum. Hal ini disebut dengan istilah “imperatif kategoris”. Contoh: orang sebaiknya jangan mencuri, sebab apabila hal ini diangkat menjadi peraturan umum, maka apabila semua orang mencuri, masyarakat tidak akan jalan.
3)     Yang bisa diharapkan manusia ditentukan oleh akal budinya.
4)     pengetahuan yang mutlak benarnya memang tidak akan ada bila seluruh pengetahuan datang melalui indra.
v Sejarah munculnya kritisime
      Kritisisme muncul pada awal abad 18, dimana adanya pertentangan antara rasionalisme dan empirisme, lalu gagasan ini muncul dari seorang filosuf yang bernama emanuel kant, yaitu pada tahun 1724- 1804 sebagai solusi dari pertentangan tersebut.

5.     Rasionalisme
v Pengertian
      Rasionalis adalah doktrin filsafat yang menyatakan bahwa kebenaran haruslah ditentukan melalui pembuktian, logika, dan analisis yang berdasarkan fakta, daripada melalui iman, dogma, atau ajaran agama.
      Rasionalisme mempunyai kemiripan dari segi ideologi dan tujuan dengan humanisme dan atheisme, dalam hal bahwa mereka bertujuan untuk menyediakan sebuah wahana bagi diskursus sosial dan filsafat di luar kepercayaan keagamaan atau takhayul.
v Tokoh-tokoh rasionalis
1)     Rene Descartes
2)    Gotfried Wilhem Leibniz
3)    Spinoza.
v Pemikiran
1)    Akal merupakan satu-satunya jalan menuju pengetahuan.
2)    Berpikir adalah satu-satunya hal yang tidak bisa diragukan.
3)    Indera adalah hal yang menurutnya tidak pasti dan menipu.
v Sejarah rasionalis

      Aliran rasionalis berkembang pada zaman modern, yaitu zaman setelah berakhirnya abad pertengahan, meskipun tidak terlalu jelas kapan batas akhirnya abad pertengahan,  namun dari segi kemajuan dunia, zaman modern di mulai pada abad 17.
6.     Idealisme
v Pengertian
        Aliran idealisme adalah suatu aliran ilmu filsafat yang mengagungkan jiwa.  Penggagas aliran ini adalah plato murid dari sokrates. Menurutnya, cita adalah gambaran asli yang semata-mata bersifat rohani dan jiwa terletak di antara gambaran asli (cita) dengan bayangan dunia yang ditangkap oleh panca indera. Pertemuan antara jiwa dan cita melahirkan suatu angan-angan yaitu dunia idea. Aliran ini memandang serta menganggap bahwa yang nyata hanyalah idea. Idea sendiri selalu tetap atau tidak mengalami perubahan serta penggeseran, yang mengalami gerak tidak dikategorikan idea.
          Keberadaan idea tidak tampak dalam wujud lahiriah, tetapi gambaran yang asli hanya dapat dipotret oleh jiwa murni. Alam dalam pandangan idealisme adalah gambaran dari dunia idea, sebab posisinya tidak menetap. Sedangkan yang dimaksud dengan idea adalah hakikat murni dan asli. Keberadaannya sangat absolut dan kesempurnaannya sangat mutlak, tidak bisa dijangkau oleh material. Pada kenyataannya, idea digambarkan dengan dunia yang tidak berbentuk demikian jiwa bertempat di dalam dunia yang tidak bertubuh yang dikatakan dunia idea.
          Plato yang memiliki filsafat beraliran idealisme yang realistis mengemukakan bahwa jalan untuk membentuk masyarakat menjadi stabil adalah menentukan kedudukan yang pasti bagi setiap orang dan setiap kelas menurut kapasitas masin-masing dalam masyarakat sebagai keseluruhan. Misalnya, dari atas ke bawah, dimulai dari raja, filosof, perwira, prajurit sampai kepada pekerja dan budak. Yang menduduki urutan paling atas adalah mereka yang telah bertahun-tahun mengalami pendidikan dan latihan serta telah memperlihatkan sifat superioritasnya dalam melawan berbagai godaan, serta dapat menunjukkan cara hidup menurut kebenaran tertinggi.
v Tokoh idealisme
1)    Plato
2)    Leibniz
3)    Fichte
v Pemikiran
1)    Aliran ini memandang serta menganggap bahwa yang nyata hanyalah idea.
2)    realitas yang tampak oleh indera manusia adalah bayangan dari ide tersebut.
v Sejarah idealisme
        Istilah idealisme yang menunjukkan suatu pandangan dalam filsafat belum lama dipergunakan orang. Namun demikian, pemikiran tentang ide telah dikemukakan oleh Plato sekitar 2.400 tahun yang lalu.

1 komentar: